Contents
APPASIH.com – Kita lanjut ke Bagian 3 tentang Cara Install Moodle di Debian 10 ya gaess. Di tahap ini kita akan melakukan instalasi komponen – komponen yang dibutuhkan oleh Moodle langsung dari OS Debian kita. Tetap stay tune terus di Appasih.com ya.
Persiapan
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang akan digunakan masih sama seperti sebelumnya yaitu VirtualBox, dan Koneksi Internet. Oh ya, tambah satu lagi yaitu tekad yang kuat karena bagian ini cukup panjang. Siapkan kopi dan musik yang cocok agar Install Moolde di Debian berjalan menyenangkan, hehe.
Instalasi
Install Web Server NGINX
Langkah selanjutnya adalah instalasi web server NGINX. Proses ini cukup mudah, kita hanya perlu mengetikkan kode yang pendek yaitu :
apt-get install nginx -y
Tekan Enter pada keyboard. Tampilan kurang lebih seperti di bawah ini :
Hasilnya adalah :
Dapat dilihat, tidak ada notifikasi Eror itu berarti proses instalasi berjalan lancar dan sukses.
Selanjutnya kita cek dengan browser yang ada di komputer kita (diluar VirtualBox). Kita ketik alamat IP server yang sudah diatur sebelumnya pada Install Moodle di Debian Bagian 2 yaitu 192.168.1.200 pada address bar kemudian tekan Enter pada keyboard seperti di bawah ini :
Jika instalasi sukses, maka pasti akan muncul halaman Welcome to Nginx seperti di bawah ini :
Ini menandakan bahwa di OS kita sudah terinstal dan berjalan web server NGINX.
Install Database MariaDB
Selanjutnya adalah instalasi database. Kita gunakan database MariaDB atau dulu dikenal dengan MySQL. Kita akan melakukan instalasi MariaDB Server dan MariaDb Client. Proses instalasi dapat kita lakukan dengan mengetikkan kode :
apt-get install mariadb-server mariadb-client -y
Tekan Enter pada keyboard. Tampilan seperti di bawah ini :
Tunggu sampai proses download paket dan instalasi selesai. Sekali lagi, jika mengalami eror biasanya disebabkan karena repository yang perlu diubah atau ditambah. Tampilan instalasi yang sukses seperti di bawah ini:
Setelah proses instalasi selesai, kita coba Restart service MariaDB dengan mengetikkan kode :
systemctl stop mysql.service
kemudian tekan Enter pada keyboard
systemctl start mysql.service
kemudian tekan Enter pada keyboard.
Selanjutnya, agar service MariaDB otomatis berjalan saat OS dihidupkan kita ketikkan kode berikut :
systemctl enable mariadb.service
kemudian tekan Enter pada keyboard. Ringkasan tampilannya kurang lebih seperti di bawah ini :
Selanjutnya kita coba jalankan beberapa kode untuk pengaturan dan keamanan MariaDB. Kodenya kurang lebih seperti dibawah :
mysql_secure_installation
kemudian tekan Enter pada keyboard
Setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan dan kita diminta untuk konfirmasi apakah Y (Yes) atau N (No). Selain itu kita juga akan diminta memasukkan user root untuk database. Silakan catat baik – baik. Berikut panduannya :
Enter current password for root (enter for none) : Tekan Enter saja Set root password? [Y/n] : Y New password: Masukkan Password Re-enter new password: Ulangi Password Remove anonymous users? [Y/n] : Y Disallow root login remotely? [Y/n] : Y Remove test database and access to it? [Y/n] : Y Reload privilege tables now? [Y/n] : Y
Tampilannya kurang lebih seperti di bawah ini :
Oke, selanjutnya kita tinggal mengatur beberapa kode tambahan yang harus dimasukkan ke dalam MariaDB agar pada saat instalasi berlangsung tidak terjadi eror seperti saat kita menginstal Moodle di XAMPP (artikel sebelumnya). Folder atau direktori MariaDB terletak pada etc -> mysql -> mariadb.conf.d dan file yang harus kita ubah ada didalamnya yaitu 50-server.cnf. Oleh karena itu kita ketikkan kode di bawah ini untuk mengubahnya :
nano /etc/mysql/mariadb.conf.d/50-server.cnf
Tekan Enter pada keyboard. Tampilan kurang lebih sebagai berikut :
Perlu dipahami bahwa perintah “nano” berfungsi untuk mengubah sebuah file di Linux.
Baik, setelah terbuka akan tampil banyak kode. Tidak perlu khawatir, kita hanya perlu menambahkan beberapa kode tepat di bawah baris [mysqld]. Jangan sampai keliru ! Kode yang ditambahkan sebagai berikut :
default_storage_engine = innodb
innodb_file_per_table = 1
innodb_file_format = Barracuda
innodb_large_prefix = 1
Tampilan kurang lebih seperti di bawah ini :
Jika sudah, kita tekan Ctrl + X pada keyboard. Jika ada pertanyaan apakah perubahan akan disimpan atau tidak, jangan lupa tekan Y kemudian Enter pada keyboard. Terakhir, kita Restart service MariaDB dengan mengetikkan kode sebagai berikut :
systemctl restart mariadb.service
kemudian tekan Enter pada keyboard. Tampilan kurang lebih seperti di bawah ini :
Install PHP 7.4-FPM dan Module Tambahan
Langkah berikutnya adalah instalasi PHP 7.4-FPM. Mengapa harus ada FPM nya tidak PHP saja? Pertanyaan menarik. Perlu dipahami bahwa PHP biasa dengan PHP FPM itu berbeda. Intinya, PHP biasa tidak bisa berjalan di web server NGINX. Oleh karena itu diperlukan modul FPM agar bisa berjalan di web server NGINX. Mari kita siapkan semunya.
Pertama, perlu diketahui bahwa repository standar bawaan Debian tidak menyediakan PHP7.4. Oleh karena itu kita membutuhkan repository pihak ketiga atau eksternal untuk mendapatkan paket instalasinya. Untuk menambahkan repository pihak ketiga PHP7.4 kita jalankan perintah di bawah ini :
apt-get install apt-transport-https lsb-release ca-certificates -y
Tekan Enter pada keyboard kemudian ketik :
wget -O /etc/apt/trusted.gpg.d/php.gpg https://packages.sury.org/php/apt.gpg
Tekan Enter pada keyboard, tunggu hingga proses selesai. Kemudian kita tambahkan repository ke OS kita dengan mengetik kode di bawah ini :
echo “deb https://packages.sury.org/php/ $(lsb_release -sc) main” | tee /etc/apt/sources.list.d/php.list
Tekan Enter pada keyboard. Ringkasan tampilannya kurang lebih seperti di bawah ini :
Oke, repository sudah ditambahkan. Sekarang kita kembali lakukan update dan upgrade sebelum instalasi PHP7.4-FPM dengan menjalankan perintah yang sama seperti sebelumnya yaitu :
apt-get update && apt-get upgrade -y
Tekan Enter pada keyboard dan tunggu hingga proses selesai.
Jika sudah selesai, sekarang waktunya kita instal PHP7.4-FPM dengan menjalankan perintah berikut ini :
apt-get install php7.4-fpm -y
Tekan Enter pada keyboard. Tampilan kurang lebih seperti di bawah ini :
Tunggu hingga proses selesai.
Kemudian kita instal juga beberapa modul tambahan yang dibutuhkan oleh Moodle. Kita ketik perintah di bawah ini untuk menginstal modul tersebut yaitu :
apt-get install aspell graphviz clamav php7.4-common php7.4-mbstring php7.4-xmlrpc php7.4-soap php7.4-gd php7.4-xml php7.4-intl php7.4-mysql php7.4-cli php7.4-ldap php7.4-zip php7.4-curl -y
Tekan Enter pada Keyboard. Tampilan kurang lebih seperti di bawah ini :
Tunggu hingga proses selesai.
Baik, setelah PHP7.4-FPM dan beberapa modul tambahannya sudah terinstal selanjutnya kita Restart OS Debiannya. Ingat karena kita menggunakan VirtualBox, jangan langsung di Close tapi lewat menu Machine kemudian pilih Reset seperti di bawah ini :
Tunggu hingga mesin hidup kembali. Langkah selanjutnya adalah kita ubah konfigurasi file php.ini seperti saat kita Install Moodle di XAMPP. Lagi – lagi file php.ini yang diubah, hehe. Karena memang file ini merupakan salah satu file inti dari bahasa pemrograman PHP. Oleh karena itu jika kita ingin memodifikasi hal – hal penting di PHP, maka harus akrab dengan file php.ini tadi. Nah, perubahan konfigurasi yang kita lakukan ini bertujuan agar kinerja OS Debian sebagai server menjadi lebih gahar atau powefull. Kita jalankan beberapa perintah seperti di bawah ini untuk melakukannya :
nano /etc/php/7.4/fpm/php.ini
Tekan Enter pada keyboard.
Karena di dalam file php.ini berisi ratusan bahkan ribuan kode yang cukup banyak, carilah baris yang berisi konfigurasi seperti di bawah ini kemudian ubah nilai atau value nya sesuai dengan kemampuan server :
max_execution_time = 60 memory_limit = 128M post_max_size = 16M cgi.fix_pathinfo = 0 file_uploads = On upload_max_filesize = 16M allow_url_fopen = On
Silakan cari dan ubah kode seperti di atas, urutan baris kode juga sesuai di atas meskipun kodenya tidak berada di satu blok alias terpecah – pecah. Proses ini memerlukan ketelitian karena tercampur dengan script lain yang cukup banyak. Jika sudah, kita tekan tombol Ctrl + X kemudian jika ada pesan disimpan atau tidak kita tekan Y dan Enter pada keyboard. Tampilan kurang lebih seperti di bawah ini :
Perlu dipahamai bahwa beberapa poin konfigurasi di atas nilai atau value nya dinamis/ berubah – ubah sesuai dengan kemampuan server masing – masing. Untuk hal ini mungkin kita bahas lain waktu tentang Optimasi Server Moodle atau bisa mencari referensi dari dokumentasi situs resminya PHP.
Membuat Database Untuk Moodle
Langkah selanjutnya adalah membuat Database untuk Moodle. Pada langkah ini sebaiknya siapkan catatan untuk menulis beberapa konfigurasi agar saat install Moodle kita tidak lupa. Pertama kita jalankan perintah berikut ini :
mysql -u root -p
tekan Enter pada keyboard dan masukkan password yang sudah kita buat pada bagian Instalasi MariaDB (mysql_secure_installation). Password yang sudah kita buat sebelumnya adalah : appasih.com123 ketikkan password dan tekan Enter kembali seperti di bawah ini :
Selanjutnya kita buat Nama Database untuk Moodle. Pada tutorial kali ini kita buat databasenya dengan nama : moodle dengan menjalankan perintah di bawah ini :
CREATE DATABASE moodle;
Tekan Enter pada keyboard.
Setelah membuat Database, kita buat User dan Password untuk Database tersebut. Ingat, untuk membuat User dan Password usahakan dengan karakter yang cukup rumit tapi mudah diingat karena ini menyangkut keamanan. Selain itu, Jangan Lupa Dicatat ! Nah, pada tutorial kali ini kita buat User dengan nama : moodledb dan Passwordnya : moodledb@appasih.com sehingga kodenya seperti di bawah ini :
CREATE USER ‘moodledb’@’localhost’ IDENTIFIED BY ‘moodledb@appasih.com’;
Tekan Enter pada keyboard
Setelah itu kita beri akses atau privileges untuk User yang baru saja kita buat ke Database moodle tadi dengan menjalankan perintah seperti di bawah ini :
GRANT ALL ON moodle.* TO ‘moodledb’@’localhost’ IDENTIFIED BY ‘moodledb@appasih.com’ WITH GRANT OPTION;
Tekan Enter pada keyboard dan masukkan perintah seperti di bawah ini :
FLUSH PRIVILEGES;
Tekan Enter pada keyboard dan masukkan perintah seperti di bawah ini untuk keluar dari MariaDB :
EXIT;
Tekan Enter pada keyboard dan selesai. Ringkasan instalasinya seperti di bawah ini :
Install Moodle
Oke, bagaimana? Sampai disini masih semangat? Hehe. Yah, install Moodle di Linux apalagi berbasis CLI memang punya khas tersendiri. Mungkin terkesan lebih ribet namun tenang saja, hasilnya juga akan sepadan dengan proses ini. Langkahyang selanjutnya adalah melakukan download Moodle di server Debian. Saat artikel ini ditulis, Moodle sudah sampai di versi 3.10.x.
Pertama kita masuk ke direktori atau folder temp terlebih dahulu. Folder ini berfungsi untuk meletakkan folder yang sifatnya sementara di Linux. Jalankan perintah di bawah ini :
cd /tmp
Tekan Enter pada keyboard.
Selanjutnya kita download paket Moodle dari situs resminya menggunakan perintah wget. Paket yang akan diterima berbentuk file dengan ekstensi tgz. Lebih lengkapnya ketik kode seperti di bawah ini :
wget https://download.moodle.org/download.php/direct/stable310/moodle-latest-310.tgz
Tekan Enter pada keyboard. Tampilan kurang lebih seperti di bawah ini :
Selanjutnya kita ekstrak paket yang baru saja didownload karena file tersebut masih berekstensi tgz. Jalankan perintah di bawah ini :
tar -zxvf moodle-latest-310.tgz
Tekan Enter pada keyboard. Tampilan kurang lebih seperti di bawah ini :
Oke, paket sudah berhasil di ekstrak. Selanjutnya kita pindahkan folder hasil ekstrak ke direktori var/www/html/. Direktori ini adalah direktori standar untuk meletakkan file instalasi apapun. File dalam direktori inilah yang akan diakses oleh publik yaitu pengguna nantinya. Jalankan perintah berikut ini :
mv moodle /var/www/html/moodle
Tekan Enter pada keyboard. Tampilan kurang lebih seperti di bawah ini :
Setelah itu kita buat folder bernama moodledata di var/www/. Folder ini berfungsi sebagai penyimpanan file – file inti Moodle. Dari namanya saja kan sudah terlihat yaitu MoodleData. Langkah pertama kita masuk ke direktori var/www/ dengan perintah sebagai berikut :
cd /var/www
Tekan Enter pada keyboard.
Kemudian untuk membuat folder baru bernama moodledata kita jalankan perintah berikut ini :
mkdir moodledata
Tekan Enter pada keyboard. Ringkasan tampilan kurang lebih seperti di bawah ini :
Selanjutnya kita harus mengubah aksesbilitas ke folder – folder tersebut yaitu folder moodle dan moodledata. Untuk apa? Untuk keamanan. Intinya, folder moodle adalah folder yang akan diakses langsung oleh publik nantinya. Sedangkan folder moodledata adalah folder yang tidak diakses langsung oleh publik.
Tentu aksesbilitas untuk kedua folder ini berbeda, jangan sampai folder yang tidak diakses langsung oleh publik mempunyai aksesbilitas tidak terbatas misal bisa diubah atau bahkan dihapus. Hal ini cukup membahayakan ketika ada orang jahil mengubah atau menghapus file – file penting di server kita.
Untuk hal ini mungkin akan kita bahas pada artikel lain atau bisa mencari referensi lain tentang Permission Folder di Linux. Dan karena masih latihan maka kita samakan saja aksesbilitas kedua folder tersebut pada tutorial ini.
Pertama untuk folder moodle. Kita masukkan beberapa kode di bawah ini :
chown -R www-data /var/www/html/moodle
Tekan Enter pada keyboard kemudian ketik kode berikut ini :
chmod -R 777 /var/www/html/moodle
Tekan Enter pada keyboard kemudian ketik kode berikut ini untuk folder moodledata :
chown -R www-data /var/www/moodledata
Tekan Enter pada keyboard kemudian ketik kode berikut ini :
chmod -R 777 /var/www/moodledata
Tekan Enter pada keyboard. Ringkasan tampilan kurang lebih seperti di bawh ini :
Tekan Enter pada keyboard. Kemudian Restart server kita, cukup dengan klik Menu Machine kemudian pilih Reset seperti di bawah ini :
Baik, sejauh ini kita sudah berhasil memasukkan Moodle ke server Debian. Selanjutnya tinggal konfigurasi akhir agar ketika server diakses langsung menuju ke Moodle yang sudah kita download. Setelah itu adalah instalasi akhir melalui browser. Tahap ini akan dilanjutkan di Cara Install Moodle di Debian 10 Bagian 4.